Selamat Datang di Portal Madrasah

Tafsir Surat Al Lahab Ayat 1 - 5


Tafsir Surat Al Lahab

Tafsir surat Al Lahab ini bukanlah tafsir baru. Kami berusaha mensarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Agar ringkas dan mudah dipahami.

Surat Al Lahab ayat 1

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ

Binasalah kedua tangan Abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.

Kata tabbat (تبت) atau tabba (تب) terdiri dari dua hufur yaitu ta’ (ت) dan ba’ (ب). Penggabungan dua huruf ini, manapun yang didahulukan, mengandung arti keputusan atau kepastian yang pada umumnya berakhir dengan kebinasaan.

Yadaa (يدا) artinya adalah kedua tangan. Namun yang binasa dari Abu Lahab bukan hanya tangannya namun keseluruhan dirinya. Ini adalah bentuk majazi.

Awalnya ia dijuluki Abu Lahab karena wajahnya cerah atau mengkilap. Namun kata lahab (لهب) juga berarti kobaran api yang menyala dan sudah tidak memiliki asap lagi. Setelah Rasulullah diutus dan dia menyakiti beliau, nama lahab mengisyaratkan bahwa ia akan dibakar api bergejolak di neraka.

Ada juga yang berpendapat, nama Abu Lahab mengisyaratkan bahwa gejolak api selalu menyertainya. Yakni api permusuhannya kepada Rasulullah.

Menurut Ibnu Katsir, ayat pertama Surat Al Lahab ini menunjukkan bahwa Abu Lahab celaka, telah nyata merugi dan binasa.

Kebinasaan Abu Lahab di dunia bisa disaksikan orang-orang yang melihat kematiannya. Setelah perang badar, Abu Lahab ditimpa penyakit lepra hingga akhirnya meninggal. Teman-temannya tidak ada yang yang mau menguburkannya karena takut kalau menyentuhnya akan tertular. Hingga tiga hari jasadnya dibiarkan. Akhirnya digali lubang di bawah tempat tidurnya dan ia dijatuhkan ke lubang itu sebagai kuburnya.

Surat Al Lahab ayat 2

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ

Tidaklah berfaedah kepadanya harta benda dan apa yang ia usahakan.

Kata aghna (أغنى) merupakan bentuk lampau. Seakan-akan tidak bergunanya harta dan usahanya di masa datang sudah tidak berguna bagi Abu Lahab.

Maa kasab (ما كسب) dalam ayat ini menurut menurut Ibnu Abbas dan Aisyah adalah anak.

Abu Lahab begitu membanggakan harta dan anak-anaknya. Ia pernah mengatakan, “Jika apa yang dikatakan oleh keponakanku ini benar, maka sesungguhnya aku di hari kiamat kelak akan menebus diriku dari azab dengan harta dan anak-anakku.”

Apa yang dikatakan Abu Lahab hanyalah angan-angannya. Harta dan anak-anak serta apa yang ia usahakan setelah turunnya ayat ini sama sekali tidak bermanfaat baginya. Sama sekali tidak akan bisa menyelamatkannya dari kebinasaan.

Surat Al Lahab ayat 3

سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ

Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.

Kata lahab (لهب) ini artinya kobaran api yang menyala dan sudah tidak memiliki asap lagi. Dan dengan itulah Abu Lahab akan diazab.

Ayat ini menjelaskan kebinasaan yang akan dialami Abu Lahab di akhirat kelak. Bahwa ia akan dimasukkan ke dalam neraka. Yang apinya, menurut Ibnu Katsir, menyala dengan hebatnya dan sangat membakar.

Surat Al Lahab ayat 4

وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ

Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.

Istri Abu Lahab bernama Ummu Jamil. Nama aslinya adalah Arwah binti Harb bin Umayyah, saudara perempuan Abu Sufyan. Seperti suaminya, Ummu Jamil juga sangat sengit menyakiti Rasulullah.

Ia disebut Al Qur’an sebagai hammaalatal hathab (حمالة الحطب) yang artinya adalah pembawa kayu bakar. Ia pernah meletakkan ranting-ranting berduri di jalan yang dilalui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Kalimat hammaalatal hathab (حمالة الحطب) juga berarti pembawa isu dan fitnah. Ummu Jamil suka mengejek Rasulullah sebagai orang fakir.

Surat Al Lahab ayat 5

فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ

Yang dilehernya ada tali dari sabut.

Kata jiid (جيد) artinya adalah leher. Kata ini biasanya digunakan untuk menggambarkan keindahan leher wanita yang dihiasi dengan kalung.

Kata masad (مسد) adalah sejenis tali yang berasal dari pohon Al Masad yang tumbuh di Yaman dan dikenal sangat kuat. Masad juga berarti tali yang terbuat dari sabut.

Ayat ini menggambarkan betapa hinanya dia. Bagian tubuh yang seharusnya indah justru terjerat dengan tali yang terbuat dari sabut.

Ibnu Jarir menuturkan, istri Abu Lahab memiliki sebuah kalung mewah yang sangat mahal. Ia mengatakan, “Sesungguhnya aku akan menjual kalung ini untuk (biaya) memusuhi Muhammad.” Maka Allah menghukumnya dengan tali dari api neraka yang dikalungkan di lehernya.

Ketika menafsirkan ayat ini, Mujahid mengatakan bahwa maknanya adalah pasung leher yang terbuat dari besi.

Sumber : https://bersamadakwah.net/surat-al-lahab/
Share this post :

Posting Komentar

Popular Post

 
Copyright © 2021-2022. MI AL ISLAM WATESALIT - All Rights Reserved
Template by Cara Gampang Published by Cargam Template
Proudly powered by Blogger